Sabtu, 25 Oktober 2014

Makalah Sapi Perah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
   Class Mammalia atau kelompok hewan yang menyusui dikenal karena terdapatnya kelenjar mammae atau kelenjar susu pada jantan atau betina. Walaupun dalam perkembangannya pada ternak jantan mengalami rudimenter (pengkerdilan), sedangkan pada ternak betina mengalami perkembangan.
Kelenjar mammae merupakan modifikasi dari kelenjar kulit, yang dilengkapi dengan puting susu dan menghasilkan susu untuk makanan anak. Tidak semua class mammalia dibudidayakan untuk penghasil air susu, karena memang tidak semua menghasilkan air susu dalam jumlah yang banyak.
Khsususnya ternak perah, maka ternak ini dibudidayakan untuk penghasil air susu, karena mereka mampu merubah makanan kasar dan hijauan makanan ternak atau limbah pertanian yang bermutu rendah menjadi air susu yang bermutu tinggi. Ternak perah secara efisien mampu merubah bahan pangan yang berkualitas rendah menjadi bahan pangan yang berkualitas tinggi khususnya sebagai sumber protein hewani.
1.2       RUMUSAN MASALAH
            1. Sejarah ternak perah.
            2. Jenis-jenis spesies ternak perah.
            3. Ciri-ciri umum hewan ternak perah.
            4. Taksonomi dan zoology hewan ternak perah.
            5. Kegunaan/fungsi ekonomi ternak perah.
1.3       TUJUAN
           
1. Memberikan informasi tentang sejarah ternak perah.
            2. Memberikan informasi tentang jenis-jenis ternak perah.
            3. Memberikan informasi tentang ciri-ciri hewan ternak perah.
            4. Memberikan informasi tentang taksonomi dan zoology hewan ternak perah.
            5. Mengetahui kegunaan/fungsi ekonomi ternak perah.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1       SEJARAH TERNAK PERAH
           
Domestikasi sapi dan penggunaan susunya untuk konsumsi manusia
di Asia dan Afrika Timur Laut sudah dimulai sejak 8.000 - 6.000 SM. Sebelum sapi dijinakkan mungkin dengan jalan diburu oleh orang-orang primitif. Telah bertahun-tahun sapi digunakan sebagai ternak beban dan sebagai sumber makanan, untuk upacara agama, upacara korban. Susu sapi dan produknya telah digunakan sebagai makanan, bahan upacara-upacara korban, kosmetik dan obat-obatan. Orang-orang India menternakkan sapi sekitar 2.000 SM, menteganya digunakan sebagai bahan makanan dan sebagai bahan persembahan pada Tuhannya. Mentega diubah menjadi Ghee (= butter oil). Di India sapi dianggap sebagai hewan suci.
Catatan dari Mesir pada tahun 300 SM menunjukkan bahwa susu, mentega dan keju telah digunakan secara meluas. Sapi diperah dari samping, tidak dari belakang seperti orang-orang Somalia, namun demikian kedua bangsa tersebut  memerah sapinya dengan menempatkan pedetnya di depan sapi yang sedang di perah.Perkembangan yang besar dalam peternakan sapi perah mulai tahun Masehi sampai pertengahan 1850-an terjadi di Eropa. Bangsa-bangsa sapi perah yang penting di Amerika Serikat, Eropa dan Australia aslinya berasal dari Eropa.
2.2       JENIS-JENIS SPESIES TERNAK PERAH
1.  Sapi Perah
           Pada uraian Sapi sebagai ternak potong, dikemukakan bahwa pada
sub Genus Taurinae terdapat 2 species yaitu Bos Indicus dan Bos Taurus.
Bos Typicus atau Bos taurus merupakan sapi tidak bergumba, dimana
terdapat 4 sub species yaitu : Primegenius, Longifrons, Frontasus dan Branchycephalus.Dari sub species Premigenius dan sub species Longifrons berkembang sapi-sapi perah yang terkenal seperti : Holstein, Jersey, Guernsey, Ayrshire dan Brown Swiss.

Holstein

Berasal dari Holland (Belanda) di propinsi Holland Utara dan Friesland Barat. Breed ini berkembang dari nenek moyang bos taurus-Premigenius. Dikenal juga dengan Friesian Holstein atau Fries Holland atau Fries Holstein. Merupakan sapi terbaik memproduksi air susu.
Tanda-tanda / Ciri-ciri :
  • Warna belang hitam atau belang putih (kadang-kadang terdapat yang belang merah serta umumnya pada dahi terdapat warna putih segitiga.
  • Keempat kaki bagian bawah dan ekor berwarna putih.
  • Tanduk pendek menjurus ke depan
  • Lambat dewasa, tenang dan jinak.
  • Tak tahan panas, mudah menyesuaikan diri.
  • Produksi susu 4500-5000 liter per laktasi dengan kadar lemak 3-4,5 %.
  • BB Jantan 700 – 900 Kg dan Betina 550 – 600 Kg
Jersey
Berasal dari Inggris Selatan. Merupakan sapi perah terkecil yang tahan panas dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jersey berasal dari sapi liar dengan nenek moyang Bos taurus – longifrons.
Tanda-tanda :
  • Warna bulu bermacam-macam, ada yang abu-abu muda, kuning, merah, coklat tua, dan ada yang hampir hitam dimana yang jantan warna lebih tua.
  • Tanduk ukuran sedang dan agak menjurus ke atas, lebih panjang dari FH.
  • Kurang tenang, lebih mudah terpengaruh sekitar.
  • Cepat menjadi dewasa
  • Produksi susu 3200 liter per laktasi dengan kadar lemak 5,3 %.
  • BB Jantan 500 – 650 Kg dan Betina 350 – 500 Kg.
Guernsey
Sapi ini lebih besar dari Jersey dengan karakteristik susu seperti Jersey. Terdapat di Pulau Guernsey  Inggris, berasal dari nenek moyang Bos Taurus – Longifrons.
Tanda-tanda :
  • Warna Kuning tua dengan belang putih.
  • Warna putih sering pada bagian perut, muka dan bagian bawah ke-4 kaki.
  • Tanduk menjurus ke atas dan agak condong ke depan dengan ukuran sedang.
  • Lebih tenang daripada Jersey tetapi tidak setenang FH.
  • Lebih cepat dewasa, akan tetapi lebih lambat dari Jersey.
  • Produksi susu 2750 liter per laktasi.
  • BB Jantan 700 Kg dan Betina 475 Kg.
Ayrshire
Berasal dari Ayr Barat daya Scotland. Nenek moyang Bos taurus – primegenius dan Longifrons. Ayrshire merupakan breed yang berkembang lambat yakni sejak tahun 1750 M, dimana breed lain sudah berkembang dengan pesat.
Tanda-tanda :
  • Warna belang merah dan putih atau belang coklat dan putih.
  • Tanduk agak panjang dan menjurus ke atas, hampir tegak lurus dengan kepala.
  • Cepat dewasa seperti Guernsey
  • Produksi susu 3500 liter per laktasi
  • BB Jantan 725 Kg dan Betina 550 Kg.
Brown Swiss
Sapi ini berasal dari Awitzerland (Swiss). Nenek moyang bos taurus – Longifrons, merupakan breed yang paling tua.
Tanda-tanda :
  • Warna coklat, abu-abu muda/tua, umumnya yang ditemui berwarna coklat.
  • Sifatnya jinak
  • Produksi susu 4000 – 4500 liter per laktasi (No. 2 setelah FH)
  • BB Jantan 970 Kg dan Betina 630 Kg.
Dan masih banyak jenis sapi perah lain seperti Sahiwal, Yamaica, Red shindi, Devon, Dexters, Milking shorthorn, Red Polled.
Bangsa sapi Perah Indonesia.
Peranakan FH (PFH)
Sapi ini merupakan hasil persilangan sapi-sapi lokal dengan sapi FH, sehingga secara keseluruhan mirip dengan sapi FH akan tetapi produksi susu dan Bobot badannya lebih rendah dari FH.
Sapi Grati
Sapi ini berasal dari Grati Pasuruan Jawa Timur. Sapi ini hasil persilangan antara sapi Madura/jawa dengan sapi FH, Ayrshire dan Jersey. Namun pada sapi grati yang menonjol adalah ciri-ciri sapi FH. Produksi susu 2000 liter per laktasi dan BB jantan 550 Kg dan Betina 425 Kg.
Red denish
Sapi ini berasal dari Denmark dan didatangkan ke Indonesia untuk ditempatkan di Pulau Madura. Warna bulu merah, produksi susu 4300 liter per laktasi dengan kadar lemak 4,3 %. BB Jantan 850 Kg dan Betina 500 Kg.
Memilih Sapi Perah
Untuk dapat menghasilkan air susu sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan seleksi ternak sapi yang dipelihara/diternak sesuai dengan ketentuan secara eksteriur, meliputi :
a.  Keadaan tubuh sapi perah betina
  • Gambaran secara umum menunjukkan kebagusan, tampak vogoris dan harmonis.
  • Menunjukkan karakteristik dari breed.
  • Menunjukkan karakteristik sapi perah seperti kulit sedang tebalnya dan elastis, bulu halus teratur dengan baik, jarak rusuk lebar dan melengkung dengan baik serta lingkar dada besar.
  • Mammary sistem menunjukkan kebaikan seperti ambing : halus besar, pertautan baik, symetris, lunak dan elastis, texture ambing : lunak dan elastis, puting : uniform, panjang dan besar, tempat dan jarak baik, mammary vein panjang dan berbelit-belit serta besar.
b.  Keadaan tubuh sapi perah jantan
  • Gambaran umum tampak bagus, menunjukkan kejantanan, harmonis dan mantap.
  • Memiliki karakteristik breed.
  • Memiliki karakteristik sapi perah jantan seperti kulit longgar dan elastis, bulu halus dan tidak kasar, testicle normal, symetris dengan scrotum yang normal dimana berada dalam kedudukan yang baik, mammary vein luas, panjang dan baik, kaki depan dan kaki belakang baik serta kuat.



Kerbau Perah
Negara India merupakan salah satu negara di dunia yang banyak melakukan penjinakkan kerbau (buffaloes). Negara lain yang memiliki ternak kerbau dalam jumlah besar adalah China, Thailand, Pakistan dan Philipina.
Uraian kerbau (Bubalus species) telah banyak dijelaskan pada Kerbau sebagai ternak potong. Sedangkan yang diuraikan pada pokok bahasan ini hanya menyangkut beberapa kerbau sebagai ternak perah.
Beberapa Breeds Ternak Kerbau sebagai Ternak Perah, yaitu :
Jaffarabadi.
Terdapat di hutan Gir-Kathiawar khususnya mengarah ke Jaffarabad India. Individu kerbau sebagai  penghasil air susu sampai 15 – 18 Kg per hari dengan lemak susu (butter fat) tinggi.
Tanda-tanda :
1.      Kepala : Besar, lebar, bertanduk tipis menggantung ke leher dengan ujung melengkung ke atas, dahinya menonjol.
  1. Leher : kuat dan berkembang dengan baik.
  2. Tubuh : massif, relatif panjang dan tidak begitu kompak, panjang kerbau jantan mencapai 176,6 cm dan betina 160 cm, BB jantan mencapai 589,6 Kg dan betina berkisar 450 Kg
  3. Kaki : lurus dan kuat
  4. Warna : hitam atau kelabu
  5. Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan produksi susu 15-18 Kg ( 30-40 lbs) per hari
Murrah
Kerbau Murrah berasal dari Punjab selatan, Haryana dan Union Terretory of Delhi India. Breeding yang baik dilakukan di Rohtak, Hissar, Jind, Nebha dan Patiala India. Kerbau ini tercatat sebagai penghasil susu dan daging. Secara Individuil dapat menghasilkan air susu 22 – 27 Kg per hari.
Tanda-tanda :
  1. Kepala : relatif kecil dan bersih, tanduk tumbuh yang mula-mula arah caudo-lateral terus membelok ke dorso-medial seterusnya ke arah medio-cranial dengan warna hitam.
  2. Leher : pada jantan tebal dan panjang, pada betina tipis panjang.
  3. Tubuh : padat dan pendek, punggung lebar, dada berkembang baik dan lebar, ekor kecil dengan ujung warna putih, tinggi jantan 152 cm dan betina 132 cm, BB Jantan 566,9 Kg dan betina 430,9 Kg. BB anak baru lahir mencapai 32 – 35 Kg.
  4. Kaki : lurus pendek dan berkuku besar hitam
  5. Warna : hitam atau kelabu dan putih pada ujung ekor.
  6. Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan produksi susu 22-27 Kg  per hari dengan butter fat 7 %.



Kambing Perah
       Sebagai hewan penghasil susu, maka ternak kambing sangat berarti bagi anak negeri yang hidup dipedalaman. Air susu kambing merupakan produk yang sangat baik guna memenuhi kebutuhan air susu bagi mereka yang tidak suka atau yang sulit memperoleh air susu sapi.
Ada perbedaan antara air susu sapi dengan air susu kambing, dimana pada air susu kambing globula lemak berukuran kecil dan susu agak lunak sehingga lebih mudah dicerna baik bagi bayi atau orang yang alergi terhadap susu sapi.
Banyak kambing yang berfungsi ganda yaitu disamping sebagai penghasil daging juga penghasil air susu. Uraian dibawah ini hanya pada ternak kambing yang menonjol dalam produksi air susu.
Macam-macam Breeds Kambing Perah.
Saanen
Breed Saanen berkembang dilembah Saanen Switzerland. Warna bulu dominan putih atau krem. Pada jantan BB mencapai 65-80 Kg atau rata-rata 50 – 60 Kg. Terdapat atau tidaknya tanduk sangat tergantung pada strain atau speciesnya. Pada umumnya mempunyai rambut pendek dan mempunyai janggut. Produksi susu mencapai 2-5 Kg per hari dan lama laktasi 8-10 bulan dengan butter fat 3-4 %.
Toggenburg
Berasal dari Switzerland dan sangat populer sebagai penghasil susu di Amerika Serikat. Warna rambut coklat muda (brown light) dihiasi warna putih di abdomen dan kaki. Warna putih atau cerah juga terdapat dikanan-kiri muka sebagai karakteristik dari kambing ini. Pada jantan BB 65-80 Kg dan betina 50-60 Kg. Umumnya bertanduk dengan rata-rata produksi susu 5-10 Kg per hari dan lama laktasi 10 bulan.
Alpine
Terdapat di kelompok-kelompok French dan Swiss Alpine yang hidup di daerah pengunungan. Butter fat mencapai 3-4 %. Pada French Alpine berwarna hitam, kehitaman, putih atau kombinasi dan biasanya bertanduk. BB rata-rata jantan 65-80 Kg dan betina 50-60 Kg. Pada swiss Alpine berwarna merah dengan tanda putih dan sedikit bertanduk.
Anglo Nubian
Berkembang di Inggris dan merupakan crossing antara Nubian jantan dari Egyt (mesir) dengan Jamnapari betina dari Inggris. Warna bervariasi dari hitam sampai putih, kehitaman, merah. Jantan dan betina bertanduk. BB Jantan 65-80 Kg dan Betina 50-60 Kg. Butter fat 4-5 %.
Jamnapari (Etawa)
Breed ini terdapat di distric Etawah daerah pegunungan Uttar Pradesh India. Kambing ini merupakan tipe dual purpose (dwi guna) dimana sebagai penghasil daging dan susu. Jamnapari lebih dikenal dengan Etawah atau Etawa merupakan kambing yang gagah, umumnya putih atau kuning kehitaman dengan coklat muda pada leher dan muka. Telinga panjang menggantung menyerupai kambing Nubian. Dengan demikian kambing Etawa kemungkinan latar belakang genetik breed Nubian. Rata-rata BB jantan 60-90 Kg dan betina 50-60 Kg. Merupakan kambing perah yang produksi susunya mencapai 5,4 Kg per hari dengan rata-rata 2-3 Kg per hari. Lama laktasi dapat mencapai 305 hari per tahun dengan produksi susu mencapai 600 Kg per tahun.
Barbari
Berasal dari Barberra di British tanah Somali Afrika Timur. Di India terdapat di Uttar Pradesh. Kambing ini mempunyai respon yang baik dengan Stall Feeding, dapat diternak dengan mudah baik dikota atau di desa. BB Jantan 40-50 Kg dan Betina 35-40 Kg. Warna putih sedikit hitam atau belang hitam. Kesuburan tinggi (2-3 anak per kelahiran). Produksi susu dapat mencapai 4 Kg per hari dengan rata-rata 1-2 Kg per hari dan Butter fat 5 %.
Gaddi
Breed ini diketahui di Kiwai, Paras, Shangraw dari lembah Kaghan, Hazana Pakistan dan juga Azad Khasmir. Merupakan breed yang kecil, kepala massive, telinga panjang, tanduk sedang, bulu panjang dan biasanya berwarna hitam, tetapi ada juga yang putih atau abu-abu. Produk utamanya adalah bulu dan susu (setahun produk bulu mencapai 0,7-1 Kg dan produksi susu 0,8 Kg per hari). Rata-rata BB jantan 30 Kg dan betina 20 Kg.
Selanjutnya terdapat pula breed kambing dari India antara lain : Amritsari, Surti, Khasmiri, Osmanbadi dan Malabari, sedangkan dari Pakistan antara lain : Chapper, Damani, Kaili/ Pahari, Kaghani dan Kail.
Beberapa kambing breed dari India telah masuk ke Indonesia seperti Kambing Jamnapari atau lebih dikenal dengan Kambing Etawa. Hasil silang antara Kambing Etawa dengan Kambing Kacang  menghasilkan Kambing PE yang juga disebut dengan Kambing Jawarandu. Kambing ini banyak terdapat di Jawa Timur seperti di Lumajang, Malang, Blitar dan Tulungagung. Tujuan utama persilangan adalah untuk meningkatkan mutu daging kambing lokal dan untuk produksi susu. BB jantan mencapai 40-45 Kg dan Betina 32 Kg. Warna bulu kebanyakan belang hitam atau merah dan putih. Hidung melengkung cembung, telinga lebar panjang sampai 25-40 cm. Produksi susu 1-1,5 liter per hari.
Surti
Hidup di Gujarat, kaira dan distrik Baroda India. Contoh-contoh yang terbaik berasal dari Anand, Nadiad, Barsad dan Petlad India. Produksi susu sangat berarti bagi Bombay, dimana rata-rata adalah 1550 – 1700 Kg per laktasi dan pada kerbau yang baik dapat mencapai 2200 – 2500 Kg per laktasi.
Tanda-tanda :
  1. Kepala : panjang, muka lebar, antara kedua tanduk konveks, muka dan moncong berlekuk-lekuk, lubang hidung lebar, telinga menggantung dengan warna bagian dalam merah muda, tanduk pipih bentuk sabit dengan lekuk yang nyata, tumbuh arah belakang bawah dan ujung seperti berkait.
  2. Leher : pada betina panjang, tipis dan ringan, sedangkan jantan tebal dan berat.
  3. Tubuh : bentuk bulat panjang, panjang badan jantan 142 cm dan betina 137 cm, BB Jantan 500 Kg dan Betina 408 Kg, dada menonjol dan lebar, kulit tebal, halus dan bulu jarang, ekor panjang kecil dan berambut putih.
  4. Kaki : lurus kuat dengan kuku lebar.
  5. Warna : bulu kelabu atau coklat dengan warna kulit hitam atau coklat.
  6. Ambing : baik, produksi susu 1550 – 1700 Kg per laktasi dan dapat mencapai 2200 – 2500 Kg dengan butter fat 7,5 %.


Nili
Hidup di Montgomery district disebelah barat Pakistan dan di Ferozepore – Punjab India. Rata-rata sekali laktasi 250 hari dengan produksi 1600 Kg.
Tanda-tanda :
  1. Kepala  : panjang dengan lekuk nyata, lubang hidung lebar, moncong halus, tanduk kecil lebar, tebal melengkung nyata, telinga runcing.
  2. Leher  : pada betina panjang tipis, pada jantan tebal panjang.
  3. Tubuh : Sedang, BB jantan 590 Kg dan Betina 455 Kg. Kulit halus lunak.
  4. Kaki  : pendek lurus bertulang kuat.
  5. Warna  : umumnya hitam, pada ambing terdapat bercak-bercak merah muda dan pada ekor sering bercak putih.
  6. Ambing : tumbuh baik, produksi susu mencapai 1600 Kg per laktasi.

2.3  CIRI-CIRI TERNAK PERAH
Sapi Perah
 Ciri-ciri sapi perah adalah:
(1) Umumnya berwarna putih dan hitam belang
(2) Betina dan jantan sama-sama memiliki tanduk
(3) Memiliki Ambing yang besar sehingga jumlah susu yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan sapi pedaging.
(4) Umumnya memiliki tanda segitiga putih di kepalanya, kecuali FH dengan  dominasi warna putih
(5) Memiliki sifat jinak sehingga jika diperah dengan tangan pun tidak akan berontak.
Kambing Perah
Ciri-ciri kambing perah adalah :
1. Tulang pinggul lebar
2. Puting 2 buah dan tidak bercabang.
3. Jarak antar puting jauh, tidak berdekatan.
4. Bentuk puting besar, kenyal dan berisi, tidak kisut. (puting panjang tidak jaminan calon produksi tinggi)
5. Untuk jenis PE, bligon dan jawarandu bagian calon tempat tumbuhnya ambing biasanya terasa spt ada gumpalan lemak yang empuk.
Kerbau Perah
Ciri-ciri kerbau perah adalah :
1. Betina lebih kecil, BB 350-700 dan jantan450-800 kg.
2. Telinga tipis mnggantung, tanduk melingkar keatas dan ke belakang.
3. Leher betina ramping, jantan panjang dan masif.
4. Bentuk baadan betina seperti baji, kulit umumnya hitam, tipis, lunak, mudah  dilipat.




2.4       TAKSONOMI DAN ZOOLOGY TERNAK PERAH
            Dalam biologi, taksonomi juga merupakan cabang ilmu tersendiri yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk hidup. Sistem yang dipakai adalah penamaan dengan dua sebutan, yang dikenal sebagai tata nama binomial atau binomial nomenclature, yang diusulkan oleh Carl von Linne (Latin: Carolus Linnaeus), seorang naturalis berkebangsaan Swedia.
Zoologi adalah cabang
biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan, biologi molekular, etologi, ekologi perilaku, biologi evolusioner, taksonomi, dan paleontologi. Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.
Taksonomi Dan Zoology Sapi Perah
Kingdom    :     Animalia,
filum           :     Chordata
kelas          :     Mammalia
Ordo          :     Artiodactyla
Famili         :     Bovidae
Subfamili    :     Bovinae
Genus         :     Bos
Spesies       :     Bos taurus, dan dengan nama binomial Bos taurus
Adapun perilaku sapi secara umum dibagi menjadi lima kategori yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut :
a.         Merumput (Grazing)
1.         Pola merumput : stereotip (konstan)
-            Berjalan melintasi padang rumput,, hidung selalu dekat dengan tanah pada saat merenggut rumput, dibulat-bulatkan, lalu ditelan
-            Cara : rumput dibelit dengan lidah, ditarik, dipotong dengan gigi dengan dibantu oleh hentakan kepala
2.         Sikap merumput
-            Berdiri dengan kepala tunduk
-            Anak : kadang-kadang berbaring
-            Rumput yang diambil paling pendek ± 1,25 cm
3.         Jarak jelajah : selama 24 jam akan bertambah dua kali, bila ;
-            Cuaca jelek
-            Padang becek
-            Rumput jarang
-            Banyak ektoparasit (kutu, caplak, tungau) hinggap di tubuh
4.         Siklus merumput
-            Dalam 24 jam : 4-5 periode merumput
-            Paling lama : saat fajar dan senja
-            Dapat berlangsung pada malam hari
-           Periode merumput : jalan, lalu istirahat, kemudian ruminasi, dan merumput lagi
b.        Meranggas (Browsing)
Sapi menggunakan 40% dari waktu makannya untuk meranggas guna memilih tanaman yang nilai gizinya tinggi, biasanya makan bagian-bagian dari semak atau  pohon.

c.         Makan (Feeding)
Yang dimaksud dengan makan disini adalah proses makan di dalam kandang atau  makan rumput segar dan konsentrat (di Indonesia) atau  hay, silage (di daerah bermusim empat/temperate/sub-tropis). Untuk ruminansia yang memiliki empat kompartemen lambung dikenal istilah ruminasi yaitu dimana hewan golongan tersebut setelah  memakan rumput akan memuntahkan (regurgitasi) kembali rumput dari rumen dan reticulum tersebut, setelah itu akan mengunyah (mastikasi) kembali makanan yang telah dimuntahkan tersebut yang dilakukan sambil istirahat, dan menelan kembali makanan yang sudah halus dikunyah tersebut. Kelebihan dari ruminansia adalah bisa makan lebih banyak dalam waktu singkat.
Untuk minum sendiri, perilaku ini dipengaruhi oleh dua daktor, yaitu faktor dalam berupa rasa haus dan faktor luar yaitu karena melihat air. Adapun jumlah air yang diminum tergantung pada :
-            Temperature lingkungan
-            Kondisi makanan : kadar air kurang (kering), kadar protein, kadar garam, dan komposisi ransum.
-            Umut kebuntingan
-            Bangsa
-            Tingkat laktasi
Keseimbangan NaCl (garam dapur) dalam tubuh harus diimbangi dengan banyak minum sehingga  jumlah air disekitar lingkungan sapi harus berlebih atau lebih dikenal dengan istilah ad-libitum.
d.        Perilaku seksual
-            Pada sapi jantan
1.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual sapi jantan, antara lain ; penciuman, penglihatan, dan pendengaran.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi libido pada sapi jantan, antara lain:
-            Ada tidaknya betina birahi
-            Seks rasio, dan
-            Dominan/subordinan

3.    Factor-faktor yang menurunkan libido seksual jantan, antara lain:
-            Gangguan psikologis,
-            Penyakit,
-            Kekurangan nutrisi, dan
-            Perubahan iklim
-            Pada sapi betina
-       Tanda-tanda umum saat estrus, antara lain:
-            Sangat reaktif,
-            Nafsu makan turun/terganggu,
-            Produksi susu turun,
-            Tidak tenang/gelisah,
-            Ingin dinaiki dan menaiki
-            Sering melenguh,
-            Mengibas-ibaskan ekornya,
-            Frekuensi urinasi meningkat, dan
-            Keluar lender berahi dari vulva: liat, bening, dan transparan.





e.         Laktasi
-            Anak sapi mulai menyusu 2-5 jam setelah kelahiran, yang dimana harus diberikan colostrums.
-            Posisi badan pedet saat menyusu harus sejajar badan induk disebelah kiri atau kanan, tegak lurus dari samping, dan bisa dari belakang.
-            Proses : putting susu dijepit diantara lidah dan langit-langit atas (pallatum) sampai rapat sehingga tidak tembus udara yang menyebabkan terjadi tekanan dalam mulut sehingga air susu masuk ke mulut, kemudian ditelan.
-            Lama menyusui antara 10-15 menit
-            Frekuensi menyusui antara 5-8 kali per 24 jam
-            Umumnya makin tua umur anak, maka frekuensi menyusu mulai berkurang karena sudah mulai makan rumput dan konsentrat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar