Makalah Bahasa Indonesia - Huruf Kapital dan Huruf Miring
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada Guru pembimbing yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin...
Kuta Binjei, 17
September 2012
Kelompok I
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Bab
I Pendahuluan
A.
Latar
Belakarn Masalah ....................................................................... 1
B.
Tujuan
Penulisan ................................................................................. 1
C.
Metode
Penulisan ................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
- Huruf Kapital .......................................................................................... 2
- Huruf Miring ........................................................................................... 3
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................................ 5
B.
Saran
....................................................................................................... 5
Daftar Pustaka .............................................................................................................. iii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
C. Metode Penulisan
Penulisan menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara - cara lain yang dapat dipergunakan penulis adalah study pustaka dalam metode ini penulis membaca buku yang berkaitan dengan penulisan makalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
HURUF KAPITAL
Huruf kapital atau huruf besar dipakai
sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh:
Ita pergi ke sekolah.
Ita pergi ke sekolah.
Mengapa burung bisa terbang?
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama petikan langsung.
Contoh:
Lia bertanya, “Di mana letak kota itu?”
Lia bertanya, “Di mana letak kota itu?”
“Bulan depan, Engkau ke luar kota,”
katanya.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Contoh:
Mahaputra Yamin
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanudin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti
nama orang.
Contoh:
Dia baru saja diangkat menjadi gubernur.
Dia baru saja diangkat menjadi gubernur.
Tahun ini, dia pergi naik haji.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat.
Contoh:
Mantan Wakil Presiden Adam Malik
Mantan Wakil Presiden Adam Malik
Mantan Wakil Presiden B.J. Habibie
Sekretaris Jenderal Departemen
Kesehatan
Gubernur Kalimantan Barat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama
tempat.
Contoh:
Siapa profesor yang baru dilantik itu?
Siapa profesor yang baru dilantik itu?
B.
HURUF MIRING
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
a. saya belum pernah membaca
buku Negarakertagama
b. Majalah Horison memang bagus
untuk dibaca
c. Berita ini muncul dalam surat
kabar Suara Merdeka.
Catatan : Judul skripsi, tesis, atau
disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk tidak ditulis dengan huruf miring,
tapi diapit dengan tanda petik.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama
kata abad adalah a
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Buatlah kalimat dengan menggunakan
ungkapan berlepas tangan.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis
adalah Carcinia mangosta.
Politik devide et impera pernah
merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan dengan
pandangan dunia.
Catatan 1 : Ungkapan asing yang telah
diserap ke dalam bahasa Indonesia, penulisannya diperlukan sebagai kata
Indonesia.
Misalnya :
Negara itu telah mengalami empat
kali kudeta
Korps diplomatik memperoleh perlakuan
khusus.
Catatan 2 : Dalam tulisan tangan atau
ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.
BAB
III
P
E N U T U P
A.
KESIMPULAN
Analogi dan anomali bahasa terjadi di
dalam bahasa Indonesia dan secara khusus terjadi di dalam kata - kata serapan
ke dalam bahasa Indonesia.
Suatu gejala bahasa pada awalnya bisa dianggap anomali, namun setelah berlangsung terus menerus dengan frekwensi yang tinggi bisa berubah menjadi analogi. Suatu gejala bahasa apakah termasuk ke dalam kriteria analogi atau anomali sebenarnya tergantung pada keberteriman masyarakat terutama mereka yang memiliki legalitas tentang bahasa. Penyimpangan bahasa dari konvensi dengan frekwensi yang kecil cenderung dikatakan sebagai gejala yang anomalis.
Suatu gejala bahasa pada awalnya bisa dianggap anomali, namun setelah berlangsung terus menerus dengan frekwensi yang tinggi bisa berubah menjadi analogi. Suatu gejala bahasa apakah termasuk ke dalam kriteria analogi atau anomali sebenarnya tergantung pada keberteriman masyarakat terutama mereka yang memiliki legalitas tentang bahasa. Penyimpangan bahasa dari konvensi dengan frekwensi yang kecil cenderung dikatakan sebagai gejala yang anomalis.
B.
SARAN
Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah - sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memlihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa asing.
DAFTAR
PUSTAKA
Referensi
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf], (http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf, diakses tanggal 17 September 2008 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar